Minggu, Juni 27, 2010

SEJARAH MERPATI PUTIH


SEJARAH PPS BETAKO MERPATI PUTIH
Merpati Putih adalah pewaris dan pelestari ilmu nenek moyang bangsa Indonesia, maka ilmu pencak silat bela diri tangan kosong yang dikembangkan di perguruan ini diturunkan langsung dari Sampeyan Dalem Hingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu Amangkurat Hingkang Jumeneng Hing kartosuro. Ilmu bela diri yang dimiliki beliau kemudian secara turun-temurun diwariskan kepada keturunan langsungnya. Pada generasi ketiga, ilmu bela diri tersebut dikuasai oleh R. A. Djojoredjoso, yang sempat mendirikan padepokan sendiri. Untuk diketahui, beliau inilah juga yang membuat jalan Margoyoso, dan menurut sejarah sekaligus menjadi demang di sana. Perguruan yang didirikan R. A. Djojoredjoso dalam pelaksanaan pengembangannya dilakukan oleh tiga orang putranya, yang menyebar ketiga kawasan yang berbeda. Ketiga putranya tersebut adalah Gagak Handoko, Gagak Samudro, dan Gagak Seto. Menurut silsilah, ilmu bela diri yang kini dikembangkan di Merpati Putih merupakan turunan langsung dari garis keturunan Gagak Handoko. Beliau sempat melakukan pengembaraan cukup panjang, terutama untuk mencari kedua saudaranya yang hidup terpencar. Setelah berusia lanjut, beliau ini memberi mandat kepada RM. Rekso Widjojo untuk melanjutkan tugas pengembangan perguruan, tetapi di bawah kepemimpinan RM. Rekso Widjojo, perguruan mengalami kemunduran. Setelah menyadari keadaan itu, lalu ia menyerahkan kepemimpinan perguruan kepada salah satu keturunannya, yang bernama
R. Bongso Djojo yang tinggal di wilayah Ngulakan wates, tetapi perguruan tak mengalami perkembangan berarti, sampai massa kepemimpinan RM. Wongso Widjojo. Dalam era kepemimpinan beliau pewarisan kepemimpinan dalam perguruan tidak berlanjut ke keturunan langsung beliau. Sebab, beliau tidak mempuyai keturunan. Untuk meneruskan kepemimpinan, ia mengangkat tiga orang yang masih terhitung cucunya, yakni R. Siswo Pranoto, Sarengat, dan Saring Siswo Hadipoernomo, menjadi muridnya, tapi yang paling srius yaitu R. Saring Hadipoernomo dan di tangan beliaulah ilmu merpati putih menjadi sempurna dan mulai maju sehingga pada 1962, Raden Saring mengamanahkan kedua anak lelakinya untuk lebih memperkembangkan ilmu mereka untuk kepentingan masyarakat. Mereka diminta menyebarluaskan ilmu yang semula hanya milik keluarga itu. Dan berkat usaha keras kedua putra pewaris ilmu keluarga itu yaitu Poerwoto Hadipurnomo dan Budi Santoso Hadipurnomo maka berdirilah dengan resmi Perguruan Pencak Silat Bela Diri Tangan Kosong MERPATI PUTIH yang tepatnya pada tanggal 2 April 1963 di Yogyakarta yang pusat organisasinya berpusat di Jakarta